Nias Selatan — Jalan penghubung Kecamatan Gomo menuju Kecamatan Boronadu putus total yang diakibatkan oleh terjangan banjir sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua dan roda empat sehingga mobilitas masyarakat terisolir, Minggu (15/10/2023)
Akibat putusnya akses vital dimaksud, harga pangan dan kebutuhan masyarakat melambung tinggi, masyarakat mulai menjerit dengan keadaan yang relatif memburuk karena hingga saat ini jalur tersebut belum diperbaiki dan mendapat perhatian serius dari pemerintahan setempat.
Yuken Risman Hulu salah seorang aktivis mahasiswa asal Nias Selatan mengatakan bahwa terputusnya jalan penghubung Kecamatan Gomo menuju Kecamatan Boronadu sangat berdampak kepada masyarakat yang melewati jalan tersebut. Sebab, jalan tersebut adalah jalur vital dan urat nadi perekonomian termasuk akses mobilitas masyarakat pada umumnya. PDA hari biasanya ada ribuan kendaraan roda dua dan roda empat yang melewati jalur tersebut.
"Saya sebagai putra daerah setempat meminta kepada pemerintahan Nias Selatan agar segera memperbaiki jalan tersebut. Janganlah penderitaan masyarakat makin mendalam di saat situasi ekonomi yang sulit seperti saat ini" ungkap Yuken di Jakarta, Rabu (8/10/2023).
Bahkan masyarakat setempat mau gotong royong secara sukarela bila dibutuhkan. Bahkan ada niat dari masyarakat setempat untuk memperbaiki jalan putus tersebut, namun tak ada daya karena keterbatasan biaya dan peralatan yang diperlukan.
Yuken menjelaskan dimana saat ini kondisi warga sangat memprihatinkan, akibat pasokan bahan pangan yang diambil dari Kecamatan Gomo menuju Kecamatan Boronadu terbatas karena akses sangat sulit dilintasi.
Pihaknya berharap agar pihak pemerintah Nias Selatan dan legislatif serius dalam menanggapi masalah ini dan segera melakukan tindakan nyata.
"Jangan sampai masyarakat memiliki asumsi lain kepada pemerintah Nias Selatan dan legislatif kompak membiarkan sehingga penderitaan masyarakat makin dalam", tutupnya. (EL)