Nias Barat, Menurut data yang dirilis oleh National Science Foundation, 10 tahun ke depan sebanyak 80 persen lapangan pekerjaan akan membutuhkan kemampuan kompetensi STEM yang memadai.
Bahkan, Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat (AS) melansir, dalam empat tahun ke depan hampir 30 pekerjaan yang berkembang pesat akan memerlukan tenaga kerja dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai di bidang STEM.
Intelektual dan Dosen, Yaredi Waruwu dalam paparannya kepada corongnias.com, Minggu (25/2/2024) mengatakan untuk mampu beradaptasi dengan disrupsi dan perubahan teknologi pesat dewasa ini perlu upaya yang sistematis, komprehensif dan masih menyiapkan sumber daya manusia khususnya generasi muda milenial dan Gen Z yang melek Science, Technology, Engineering, and Mathematic (STEM).
"Pembangunan Nias Barat kedepannya harus berbasis STEM untuk melakukan loncatan transformasi keberlanjutan pembangunan yang modern dengan kekuatan teknologi, nilai-nilai kearifan lokal yang mampan dan bernafaskan daya spritual yang kuat" ujar Yaredi Waruwu.
Untuk itu, kaum intelektual dan praktisi berbagai latar belakang harus memiliki beban dan tanggung jawab moral bahwa panggilan melayani masyarakat sesungguhnya bermartabat dan mulia.
Pembangunan Nias Barat tidak boleh ditempuh dengan cara-cara tradisional dan biasa saja serte sekedar formil semata yang sifatnya kaku dan kemanfaatannya kepada masyarakat sangat terbatas dan temporer.
Dosen lulusan Universitas Negeri Padang ini menjelaskan pemimpin harus melek STEM untuk melakukan loncatan inovasi dan kebijakan yang produktif dan membawa kemanfaatan yang meluas, mendalam dan mengakar.
Pembangunan yang tepat sasaran dengan karakteristik jangka panjang memiliki nilai yang solid dan legacy yang dalam. Artinya, pemimpin mampu berpikir dan bercita-cita melampaui ekspektasi dari dirinya, ungkap Yaredi Waruwu. (EL)