Gunungsitoli – Pelaksanaan program nasional Makanan Bergizi Gratis (MBG) di sejumlah sekolah di Kepulauan Nias mendapat sorotan tajam dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Gunungsitoli-Nias. Program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yang bertujuan meningkatkan gizi anak-anak Indonesia, dinilai masih menghadapi berbagai kendala di lapangan.
Sekretaris Cabang GMNI Gunungsitoli-Nias, Eijen Gulo, menyampaikan keprihatinannya atas sejumlah temuan di lapangan. “Kami mendukung penuh program MBG, namun pelaksanaannya di Nias masih jauh dari harapan. Ada laporan makanan tidak higienis, basi, bahkan berbelatung. Beberapa siswa juga dilaporkan mengalami mual dan muntah setelah mengonsumsi makanan tersebut,” ujarnya, Sabtu (11/10/2025).
Berdasarkan pantauan GMNI serta laporan dari orang tua siswa, kasus serupa terjadi di beberapa sekolah di Kabupaten Nias Barat, Nias Utara, dan wilayah lain di Kepulauan Nias. Selain kualitas makanan yang buruk, ditemukan pula makanan tanpa label informasi gizi serta tidak melalui pemeriksaan kelayakan konsumsi yang memadai. Kondisi ini menunjukkan lemahnya pengawasan terhadap pihak penyedia makanan dan kurangnya koordinasi antarinstansi terkait.
GMNI Gunungsitoli-Nias mendesak pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, dan Dinas Kesehatan untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG. Eijen menekankan pentingnya transparansi dalam proses pengadaan dan distribusi makanan serta keterlibatan tenaga ahli gizi agar standar keamanan pangan benar-benar terpenuhi. “Anak-anak berhak mendapatkan makanan yang layak dan aman. Jangan sampai program yang tujuannya mulia justru menimbulkan ketakutan,” tegasnya.
Sebagai organisasi yang peduli terhadap pendidikan dan kesejahteraan generasi muda, GMNI Gunungsitoli-Nias mengajak seluruh masyarakat untuk turut mengawasi pelaksanaan program MBG. GMNI juga berkomitmen menjadi mitra kritis pemerintah agar program Makanan Bergizi Gratis benar-benar menjadi solusi peningkatan gizi anak, bukan sumber masalah baru di dunia pendidikan, khususnya di Kepulauan Nias. (C/BY)
