Raih Urutan Pertama Sebagai Daerah Tertinggal se Indonesia, Lahan Terung di Nias Utara Hampir 3.000 Hektar - Corong Nias

Berita Terbaru

Senin, 27 Oktober 2025

Raih Urutan Pertama Sebagai Daerah Tertinggal se Indonesia, Lahan Terung di Nias Utara Hampir 3.000 Hektar


Foto Ilustrasi Tanaman Terung Terkena Hama 

Nias Utara — Di tengah sorotan publik karena statusnya sebagai daerah tertinggal urutan pertama di Indonesia, Kabupaten Nias Utara ternyata menyimpan potensi besar di sektor pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Desa Nomor 11 Tahun 2025 tentang Rencana Strategis Kemendes PDTT Tahun 2024–2025, Nias Utara memang tercatat dalam kategori daerah tertinggal. Namun, data terbaru menunjukkan bahwa daerah ini memiliki 2.917,50 hektar lahan produksi tanaman terung.

Menurut data resmi Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Nias Utara dalam publikasi Nias Utara Dalam Angka 2025, luas panen terung pada tahun 2023 tercatat mencapai 3.407,60 hektar. Meski terjadi sedikit penurunan pada tahun 2024 menjadi 2.917,50 hektar, angka tersebut tetap menunjukkan potensi pertanian yang luar biasa.

Dari seluruh kecamatan, Kecamatan Alasa Talumuzoi (ATM) menjadi penyumbang terbesar dengan luas panen 830 hektar. Disusul oleh Kecamatan Sitolu Ori dengan 1.180 hektar, serta Kecamatan Lahewa Timur yang mencatatkan 395 hektar. Beberapa kecamatan lain seperti Alasa, Lotu, dan Afulu juga turut berkontribusi, meskipun dalam skala lebih kecil.


Menariknya, tahun 2024 juga menjadi momentum awal budidaya labu siam (chayote) di Kabupaten Nias Utara. Berdasarkan catatan BPS, komoditas baru ini mulai dikembangkan di Kecamatan Namohalu Esiwa dengan luas panen 2 hektar. Meski masih terbatas, langkah ini dinilai sebagai tanda positif bagi diversifikasi sektor hortikultura daerah.

Sejumlah Pemerhati pertanian lokal menilai, potensi besar tanaman hortikultura seperti terung dan labu siam perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah. Selain mampu meningkatkan pendapatan petani, pengembangan sektor ini juga berpeluang memperkuat ekonomi daerah yang selama ini masih bertumpu pada pertanian tradisional.

Dengan luas lahan mencapai ribuan hektar, Nias Utara menunjukkan bahwa di balik label “daerah tertinggal”, tersimpan potensi agribisnis yang menjanjikan — asalkan dikelola secara berkelanjutan dan mendapat dukungan kebijakan yang tepat.(C/BY)

Komentar

Tidak ada komentar:



Klik Disini