Pernyataan tersebut disampaikan Darius kepada wartawan pada Sabtu (11/10/2025), menanggapi viralnya video di media sosial yang memperlihatkan makanan program MBG di sekolah tersebut dalam kondisi tidak layak konsumsi.
Darius menjelaskan, pihak SPPG memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ketat mulai dari tahap pengolahan hingga pendistribusian makanan ke sekolah-sekolah. Ia memastikan bahwa setiap makanan telah melalui uji rasa dan pengecekan langsung oleh tim SPPG untuk menjamin higienitas, kualitas, serta keamanan makanan sebelum disalurkan.
“Sebelum pendistribusian, makanan diproses sesuai SOP. Kami pastikan makanan yang diolah tidak basi hingga sore hari. Ini bisa jadi karena kelalaian pihak sekolah setelah makanan diterima,” ujar Darius Telaumbanua.
Menurut Darius, dugaan sementara penyebab makanan tersebut tidak layak konsumsi bisa jadi karena penanganan yang tidak tepat di pihak sekolah atau kondisi penyimpanan yang tidak sesuai.
“Ya bisa jadi karena kelalaian pihak sekolah Pak, karena kami memiliki SOP yang jelas sebelum pendistribusian MBG di sekolah,” pungkasnya.
Pihaknya menambahkan, seharusnya berdasarkan dari sistem pengolahan menu makanan dari tim SPPG, makanan tersebut harusnya bertahan sampai sore hari untuk dapat dikonsumsi.
Sebelumnya, sejumlah siswa dan pihak sekolah SMP Negeri 4 Tuhemberua mengakui bahwa makanan MBG yang diterima pada Jumat (10 Oktober 2025) berbau tidak sedap, tidak higienis, bahkan ditemukan belatung di beberapa porsi.
Kondisi tersebut membuat makanan akhirnya tidak dikonsumsi oleh siswa dan memicu reaksi publik setelah videonya viral di media sosial.
Menanggapi kejadian ini, Darius memastikan pihaknya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap proses distribusi MBG dan berkoordinasi dengan sekolah-sekolah penerima agar lebih memperhatikan penanganan makanan yang telah diterima. (C/BY)